Candi Kalasan: Lokasi, Rute, Harga Tiket & Fasilitas
Di Desa Kalibening, Kabupaten Sleman, ada sebuah candi Buddha peninggalan era Hindu Buddha nusantara pada abad kedelapan. Sesuai kebiasaan penamaan candi yang menggunakan wilayah lokasi sebagai nama candi tersebut, monumen klasik ini disebut sebagai Candi Kalibening. Namun, sejarah lebih banyak menyebutnya sebagai Candi Kalasan.
Hal ini diperkuat dengan keberadaan patung Dewi Tara setinggi 6 meter dan terbuat dari perunggu di dalam candi yang pernah ditemukan. Ruangan candi tersebut tersusun atas bebatuan bertingkat. Di dinding sisi baratnya terdapat susunan batu lain yang diduga sebagai alat pemujaan. Sayangnya, patung tersebut telah raib dicuri sehingga bagian dalam Candi Kalasan pun kini kosong.
Namun, Prasasti Kalasan tidak hanya menyebut soal Candi Kalasan. Diketahui bahwa rupanya, Maharaja TejapurnapanaPanangkaran juga membangun sebuah biara bagi para biksu. Adapun bangunan biara yang dimaksud tersebut ialah Candi Sari yang juga terletak tidak jauh dari lokasi Candi Kalasan.
Ada empat buah pintu yang dapat ditemui di masing-masing sisi bangunan. Namun, hanya ada dua pintu yang memiliki tangga sebagai akses untuk masuk ke dalam candi, yakni di sisi barat dan timur. Bila melalui pintu di sisi timur, Anda pun akan langsung memasuki ruang utama.
Bagian atas Candi Kalasan memiliki bentuk yang menarik sekaligus filosofis, yakni kubus. Bentuk ini melambangkan puncak Gunung Meru. Dalam kosmologi Hindu dan Buddha, Gunung Meru atau yang juga disebut sebagai Meru Agung merupakan gunung suci yang menjadi pusat alam semesta baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Sebagaimana ketinggian yang suci, Gunung Meru juga menjadi tempat bersemayam para dewa, terutama Brahma.
Puncak Meru ini dikelilingi oleh stupa sebanyak 52 buah dengan tinggi rata-rata 4,6 meter. Bila diperhatikan dengan detail, sepanjang batas antara bagian atap dan tubuh candi juga dilengkapi dengan Gana. Makhluk kerdil dalam kepercayaan Hindu ini dianggap sebagai pelindung.
Di setiap pintu masuk juga dapat ditemui hiasan berupa kepala kala, yakni hiasan candi yang melambangkan maut, waktu, dan hitam. Pada bagian jenggernya terdapat kuncup bunga, sementara di bagian atasnya terdapat pohon dewata dan para penghuni kayangan yang tengah memainkan bunyi-bunyian seperti gendang, cemara, kerang, dan rebab. Tidak banyak yang tahu, tetapi salah satu keunikan dari Candi Kalasan adalah pembuatan relief yang dilapisi oleh brajalepha, yakni semen kuno dari getah pohon tertentu di masa itu.
Untuk mencapai Candi Kalasan, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum mengingat tempatnya yang cukup mudah dijangkau, yakni di Jalan Yogya-Solo Km 13. Bila menggunakan transportasi umum, Anda bisa menaiki bus jurusan Yogya-Solo atau TransJogja dengan jurusan Terminal Prambanan. Dari sini, Anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek atau kendaraan lokal lain yang banyak tersedia.
Fasilitas yang tersedia di sekitar wisata Candi Kalasan cukup standar, seperti toilet, lahan parkir cukup luas, rest area, warung makan, dan toko suvenir. Selain itu, ada pula beberapa jasa yang menawarkan paket wisata ke beberapa candi lain di sekitar, seperti Sari, Prambanan, dan Sewu.
Sebagai catatan, Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak Hindu, sementara Candi Kalasan bercorak Buddha. Sejarah ini membuktikan bahwa di masa lampau pun, bahkan ketika Hindu dan Buddha saling memperluas kejayaan masing-masing, toleransi antaragama pun tetap dijunjung tinggi. Bahkan tak hanya Kalasan, keberadaan Prambanan dan Sewu yang sedemikian dekat pun menjadi bukti lain toleransi dua agama yang sangat baik.
Demikianlah informasi mengenai Candi Kalasan. Mengingat usia bangunan yang sudah sangat tua, pemugaran pun menjadi hal yang tidak terhindarkan. Wisata Candi Kalasan tercatat telah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali. Melalui pemugaran ini, kini Anda pun bisa lebih menikmati keindahan dan histori Candi Kalasan.
Persembahan bagi Dewi Kebijaksanaan
Candi Kalasan didirikan pada masa pemerintahan Raja Rakai Panangkaran dari Mataram Kuno. Berdasarkan isi dari Prasasti Kalasan (778 Masehi) yang ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pranagari, wisata Candi Kalasan dulu dibangun sebagai penghormatan bagi Dewi Tara sang Dewi Kebijaksanaan. Raja pun melakukan pembangunan setelah mendapat nasihat dari sang guru serta mustika Dinasti Syailendra.Hal ini diperkuat dengan keberadaan patung Dewi Tara setinggi 6 meter dan terbuat dari perunggu di dalam candi yang pernah ditemukan. Ruangan candi tersebut tersusun atas bebatuan bertingkat. Di dinding sisi baratnya terdapat susunan batu lain yang diduga sebagai alat pemujaan. Sayangnya, patung tersebut telah raib dicuri sehingga bagian dalam Candi Kalasan pun kini kosong.
Namun, Prasasti Kalasan tidak hanya menyebut soal Candi Kalasan. Diketahui bahwa rupanya, Maharaja TejapurnapanaPanangkaran juga membangun sebuah biara bagi para biksu. Adapun bangunan biara yang dimaksud tersebut ialah Candi Sari yang juga terletak tidak jauh dari lokasi Candi Kalasan.
Struktur dan Arsitektur yang Filosofis
Wisata Candi Kalasan didirikan di atas lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 45 x 45 meter. Bangunannya berada di ketinggian sekitar 20 mdpl dengan tinggi candi secara keseluruhan mencapai 34 meter. Sebuah ruang utama yang dulunya menjadi tempat keberadaan patung Dewi Tara juga berbentuk bujur sangkar dengan bilik-bilik yang menjorok keluar.Ada empat buah pintu yang dapat ditemui di masing-masing sisi bangunan. Namun, hanya ada dua pintu yang memiliki tangga sebagai akses untuk masuk ke dalam candi, yakni di sisi barat dan timur. Bila melalui pintu di sisi timur, Anda pun akan langsung memasuki ruang utama.
Bagian atas Candi Kalasan memiliki bentuk yang menarik sekaligus filosofis, yakni kubus. Bentuk ini melambangkan puncak Gunung Meru. Dalam kosmologi Hindu dan Buddha, Gunung Meru atau yang juga disebut sebagai Meru Agung merupakan gunung suci yang menjadi pusat alam semesta baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Sebagaimana ketinggian yang suci, Gunung Meru juga menjadi tempat bersemayam para dewa, terutama Brahma.
Puncak Meru ini dikelilingi oleh stupa sebanyak 52 buah dengan tinggi rata-rata 4,6 meter. Bila diperhatikan dengan detail, sepanjang batas antara bagian atap dan tubuh candi juga dilengkapi dengan Gana. Makhluk kerdil dalam kepercayaan Hindu ini dianggap sebagai pelindung.
Arca dan Relief yang Berkisah
Di bagian dinding luar candi, terdapat banyak relung. Dulunya, setiap relung diisi oleh arca, tetapi kini hanya sebagian yang masih terisi. Di sisi kanan dan kiri atas pintu, ada pula relung-relung yang berisi arca berwujud dewa yang tengah berdiri dengan bunga teratai di tangan.Di setiap pintu masuk juga dapat ditemui hiasan berupa kepala kala, yakni hiasan candi yang melambangkan maut, waktu, dan hitam. Pada bagian jenggernya terdapat kuncup bunga, sementara di bagian atasnya terdapat pohon dewata dan para penghuni kayangan yang tengah memainkan bunyi-bunyian seperti gendang, cemara, kerang, dan rebab. Tidak banyak yang tahu, tetapi salah satu keunikan dari Candi Kalasan adalah pembuatan relief yang dilapisi oleh brajalepha, yakni semen kuno dari getah pohon tertentu di masa itu.
Lokasi dan Rute Menuju Wisata Candi Kalasan
Wisata Candi Kalasan masih berada di kawasan wisata favorit Yogyakarta, tepatnya di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Lokasinya juga tidak jauh dari Candi Sari yang hanya berjarak ratusan meter dan Candi Prambanan yang berjarak sekitar 2 km.Untuk mencapai Candi Kalasan, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum mengingat tempatnya yang cukup mudah dijangkau, yakni di Jalan Yogya-Solo Km 13. Bila menggunakan transportasi umum, Anda bisa menaiki bus jurusan Yogya-Solo atau TransJogja dengan jurusan Terminal Prambanan. Dari sini, Anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek atau kendaraan lokal lain yang banyak tersedia.
Harga Tiket dan Fasilitas Wisata Candi Kalasan
Tarif yang dikenakan untuk masuk ke area Candi Kalasan sangat terjangkau, yakni sekitar Rp5.000,00. Waktu berkunjung ke warisan budaya Buddha ini cukup panjang, yakni mulai dari hari Senin sampai Minggu. Jam operasionalnya pun cukup panjang, mulai dari pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.Fasilitas yang tersedia di sekitar wisata Candi Kalasan cukup standar, seperti toilet, lahan parkir cukup luas, rest area, warung makan, dan toko suvenir. Selain itu, ada pula beberapa jasa yang menawarkan paket wisata ke beberapa candi lain di sekitar, seperti Sari, Prambanan, dan Sewu.
Sebagai catatan, Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak Hindu, sementara Candi Kalasan bercorak Buddha. Sejarah ini membuktikan bahwa di masa lampau pun, bahkan ketika Hindu dan Buddha saling memperluas kejayaan masing-masing, toleransi antaragama pun tetap dijunjung tinggi. Bahkan tak hanya Kalasan, keberadaan Prambanan dan Sewu yang sedemikian dekat pun menjadi bukti lain toleransi dua agama yang sangat baik.
Demikianlah informasi mengenai Candi Kalasan. Mengingat usia bangunan yang sudah sangat tua, pemugaran pun menjadi hal yang tidak terhindarkan. Wisata Candi Kalasan tercatat telah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali. Melalui pemugaran ini, kini Anda pun bisa lebih menikmati keindahan dan histori Candi Kalasan.