Candi Mendut: Lokasi, Rute, Harga Tiket & Fasilitas
Destinasi wisata Candi Mendut memang belum sepopuler Candi Borobudur, tetapi candi ini mampu menyihir wisatawan dengan keindahan sejarah dan arsitekturnya. Tak banyak yang tahu bahwa di balik kesederhanaannya, Candi Mendut memiliki peran penting bagi umat Buddha
Dalam sebuah buku berjudul “Borobudur and It’s Meaning” yang ditulis oleh Caesar Voute, disebutkan bahwa situs bersejarah ini terletak di ujung timur garis imajiner yang membentang dari barat hingga ke timur sepanjang 3 kilometer. Garis ini melintasi Sungai Elo dan Sungai Progo serta menghubungkan 3 buah candi, yakni Candi Borobudur, Candi Pawon, dan Candi Mendut.
Wenuwana berasal dari kata “Venu, Vana, Mandiri” yang berarti candi di tengah hutan bambu. Casparis mengartikan Wenuwana sebagai Candi Mendut. Dengan demikian, umur Candi Mendut diperkirakan lebih tua dari umur Candi Borobudur.
Pada tahun 1897 sampai 1904 dimulailah upaya penyusunan kembali puing-puing bangunan candi yang hancur. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Hanya berhasil mengembalikan bagian tubuh dan kaki candi. Masih banyak bagian candi yang belum berhasil direkonstruksi.
Setelah empat tahun berselang, Van Erp memulai rekonstruksi tahap dua dan berperan sebagai pemimpin. Di bawah pimpinannya, tim melakukan pengembalian bentuk atap candi, pemasangan stupa, hingga perbaikan di beberapa puncak atap candi. Sayangnya, rekonstruksi ini terganjal masalah dana sehingga sempat terhenti di tengah jalan.
Pada tahun 1925, rekonstruksi kembali dilakukan untuk menyempurnakan bangunan candi. Upaya ini berhasil mengembalikan kondisi Candi Mendut sesuai dengan aslinya.
Pada bagian atap terdapat 3 tumpukan kubus yang dikelilingi 48 kubus kecil dengan bentuk meruncing. Sementara di dalam ruangan, terdapat tiga buah patung arca setinggi 3 meter. Arca pertama, Buddha Sakyamuni tampak dalam posisi duduk dan sikap tangan membentuk dharmackramudra. Di bagian depan terdapat arca Bodhisattva Avalokiteswara (Buddha penolong manusia) yang duduk dengan kaki kiri terlipat, sedangkan kaki kanan menjuntai ke bawah dan bertumpu pada bantalan teratai kecil. Sementara arca Maitreya (Bodhisatwa pembebas manusia) duduk dengan tangan dalam posisi simhakamamudra.
Berbeda dari bangunan candi di Indonesia pada umumnya yang menghadap arah timur, situs bersejarah ini justru menghadap arah barat laut. Material bangunannya pun menggunakan batu bata yang ditutup batu andesit. Tak jauh dari lokasi berdirinya candi, terdapat pohon bodhi yang dipercaya sebagai tempat Buddha memperoleh pencerahan.
Bagi Anda yang menggunakan transportasi umum, tersedia bus selalu siap mengantarkan Anda ke tujuan. Namun, pastikan untuk membawa perbekalan cukup. Pasalnya, perjalanan menggunakan kendaraan umum memakan waktu lebih lama daripada menggunakan kendaraan pribadi yang hanya menghabiskan waktu sekitar 57 menit saja.
Fasilitas di candi ini cukup memadai, meskipun belum dapat dikatakan lengkap. Terdapat area parkir yang cukup luas, toilet, dan warung makanan dan minuman di sekitar kawasan candi.
Demikianlah informasi mengenai Candi Mendut beserta dengan lokasi, rute, harga tiket masuk, dan fasilitas yang tersedia. Bagi Anda yang ingin menikmati eksotisme sejarah masa lampau, jangan ragu untuk mengunjungi destinasi wisata Candi Mendut. Yuk, ke Magelang!
Dalam sebuah buku berjudul “Borobudur and It’s Meaning” yang ditulis oleh Caesar Voute, disebutkan bahwa situs bersejarah ini terletak di ujung timur garis imajiner yang membentang dari barat hingga ke timur sepanjang 3 kilometer. Garis ini melintasi Sungai Elo dan Sungai Progo serta menghubungkan 3 buah candi, yakni Candi Borobudur, Candi Pawon, dan Candi Mendut.
Sejarah Destinasi Wisata Candi Mendut
Johannes Gijsbertus de Casparis, sejarawan asal Belanda mengemukakan bahwa berdasarkan isi Prasasti Karangtengah, Candi Mendut dibangun sekitar tahun 824 M, pada masa kerajaan Dinasti Syailendra. Di dalam Prasasti Karangtengah tertulis bahwa Raja Indra membangun sebuah bangunan suci yang dinamakan Wenuwana.Wenuwana berasal dari kata “Venu, Vana, Mandiri” yang berarti candi di tengah hutan bambu. Casparis mengartikan Wenuwana sebagai Candi Mendut. Dengan demikian, umur Candi Mendut diperkirakan lebih tua dari umur Candi Borobudur.
Penemuan dan Rekonstruksi Candi Mendut
Bangunan bersejarah ini ditemukan pada tahun 1836 dalam kondisi hancur dan tertimbun semak belukar. Menurut para arkeolog, kerusakan tersebut tak jauh berbeda dari yang dialami Candi Borobudur, yakni disebabkan oleh letusan Gunung Merapi di tahun 1006 Masehi.Pada tahun 1897 sampai 1904 dimulailah upaya penyusunan kembali puing-puing bangunan candi yang hancur. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Hanya berhasil mengembalikan bagian tubuh dan kaki candi. Masih banyak bagian candi yang belum berhasil direkonstruksi.
Setelah empat tahun berselang, Van Erp memulai rekonstruksi tahap dua dan berperan sebagai pemimpin. Di bawah pimpinannya, tim melakukan pengembalian bentuk atap candi, pemasangan stupa, hingga perbaikan di beberapa puncak atap candi. Sayangnya, rekonstruksi ini terganjal masalah dana sehingga sempat terhenti di tengah jalan.
Pada tahun 1925, rekonstruksi kembali dilakukan untuk menyempurnakan bangunan candi. Upaya ini berhasil mengembalikan kondisi Candi Mendut sesuai dengan aslinya.
Bentuk dan Struktur Candi Mendut
Situs bersejarah yang kental dengan corak Buddha ini memiliki bentuk bujur sangkar seluas 13.7 x 13.7 m2 dan tinggi mencapai 26.4 meter. Bangunan candi ini bertumpu pada batu setinggi 2 meter, di atasnya terdapat selasar lebar yang dilengkapi dengan langkan. Dinding kaki candi dihiasi 31 buah panel berbentuk gambar sulur dan bunga. Terdapat pula sejumlah relief yang memiliki kisah.Pada bagian atap terdapat 3 tumpukan kubus yang dikelilingi 48 kubus kecil dengan bentuk meruncing. Sementara di dalam ruangan, terdapat tiga buah patung arca setinggi 3 meter. Arca pertama, Buddha Sakyamuni tampak dalam posisi duduk dan sikap tangan membentuk dharmackramudra. Di bagian depan terdapat arca Bodhisattva Avalokiteswara (Buddha penolong manusia) yang duduk dengan kaki kiri terlipat, sedangkan kaki kanan menjuntai ke bawah dan bertumpu pada bantalan teratai kecil. Sementara arca Maitreya (Bodhisatwa pembebas manusia) duduk dengan tangan dalam posisi simhakamamudra.
Berbeda dari bangunan candi di Indonesia pada umumnya yang menghadap arah timur, situs bersejarah ini justru menghadap arah barat laut. Material bangunannya pun menggunakan batu bata yang ditutup batu andesit. Tak jauh dari lokasi berdirinya candi, terdapat pohon bodhi yang dipercaya sebagai tempat Buddha memperoleh pencerahan.
Lokasi Candi Mendut
Destinasi wisata Candi Mendut sangat mudah ditemukan lantaran berada tak jauh dari Candi Borobudur dan Candi Pawon, tepatnya di Jalan Magelang Sumberrejo, Desa Mendut, Mungkid, Magelang. Candi ini berjarak sekitar 3 kilometer arah timur dari Candi Borobudur dan 1.5 kilometer arah utara dari Candi Pawon.Rute Menuju Candi Mendut
Dari pusat Kota Yogyakarta, ambil Jalan Mataram kemudian Jalan Diponegoro lalu Jalan Magelang – Yogyakarta. Sesampainya di Bundara, ambil jalan keluar ke-2 menuju Jalan Magelang – Yogyakarta atau Jalan Semarang – Yogyakarta. Ikuti jalan hingga melewati Viar Kharisma Motor Mlati. Tetap di Jalan Mayor Kusen lalu belok kanan menuju Jalan Nanggulan Mendut hingga sampai di tujuan.Bagi Anda yang menggunakan transportasi umum, tersedia bus selalu siap mengantarkan Anda ke tujuan. Namun, pastikan untuk membawa perbekalan cukup. Pasalnya, perjalanan menggunakan kendaraan umum memakan waktu lebih lama daripada menggunakan kendaraan pribadi yang hanya menghabiskan waktu sekitar 57 menit saja.
Harga Tiket dan Parkir Candi Mendut
Harga tiket masuk Candi Mendut sangat terjangkau, sekitar Rp10.000,00 per orang. Sementara tarif parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp2.000,00 dan Rp5.000,00 untuk kendaraan roda empat.Fasilitas dan Aktivitas Candi
Di tempat ini, Anda dapat mempelajari sejarah dan melihat relief candi Buddha ini secara langsung. Anda akan takjub dengan keindahan relief, seperti relief Kuwara dan Hariti – pasangan raksasa pemakan manusia yang bertobat di bagian dinding utara, relief Dewi Tara delapan tangan yang tengah memegang wajra, tasbih, tiram, tongkat, kapak, cakra, cawan, dan kitab, dan relief Sarwaniwaranawiskhambi dengan pakaian kebesaran kerajaan di bagian barat depan candi. Anda pun dapat berfoto di sejumlah tempat, termasuk bangunan candi.Fasilitas di candi ini cukup memadai, meskipun belum dapat dikatakan lengkap. Terdapat area parkir yang cukup luas, toilet, dan warung makanan dan minuman di sekitar kawasan candi.
Demikianlah informasi mengenai Candi Mendut beserta dengan lokasi, rute, harga tiket masuk, dan fasilitas yang tersedia. Bagi Anda yang ingin menikmati eksotisme sejarah masa lampau, jangan ragu untuk mengunjungi destinasi wisata Candi Mendut. Yuk, ke Magelang!