Candi Plaosan: Lokasi, Rute, Harga Tiket & Fasilitas
Wisata Candi Plaosan merupakan salah satu objek destinasi wisata sejarah dan edukasi yang berada di kawasan Jawa Tengah. Meski tak sepopuler dan semegah dua candi termasyhur lainnya, keberadaan candi ini tidak kalah apik dan menarik untuk dikunjungi.
Kendati cukup banyak ditemukan candi di Indonesia, rupanya tidak setiap kerajaan bisa dengan mudah membangun bangunan tersebut. Pada dasarnya, hanya kerajaan-kerajaan yang sudah didukung dengan peradaban yang sejahteralah yang bisa menghasilkan candi, apalagi yang semegah Borobudur, Prambanan, Sewu, dan sebagainya
Bila diperhatikan pula, persebaran candi di nusantara sebagian besar banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah diikuti Jawa Timur. Merujuk pada catatan sejarah, pembangunan candi-candi tersebut juga didominasi pada periode abad kedelapan hingga kesepuluh. Di era ini, Kerajaan Medang Mataram alias Mataram Kuno-lah yang sedang di atas angin.
Candi Plaosan adalah salah satu buktinya. Berbeda dengan mayoritas pembangunan candi yang ditujukan sebagai tempat suci, pemujaan, dan acara keagamaan, Candi Plaosan dibuat sebagai bukti cinta antara raja kepada sang istri. Bahkan, keberadaan warisan budaya ini juga dapat menjadi cermin betapa keharmonisan antarumat beragama di nusantara pun telah hadir sejak dahulu.
Rakai Pikatan merupakan putra dari Rakai Panangkaran, yakni raja Mataram yang juga membangun Candi Sewu, Candi Kalasan, Candi Sari, dan lain-lain. Kendati sejak dahulu Wangsa Sanjaya merupakan pemeluk agama Hindu, rupanya Rakai Pikatan tertarik pada Pramodhawardani dari Wangsa Syailendra yang memeluk agama Buddha. Rasa cinta yang tumbuh di antara keduanya pun membuat mereka bersedia untuk mengikatkan diri satu sama lain dalam sebuah ikatan pernikahan.
Yang menarik, tidak ada satu pihak pun yang memaksakan kehendaknya dalam urusan keyakinan. Setelah menikah pun, Rakai Pikatan tetap berpegang teguh pada keyakinan Hindu, sementara Sri Kahulunan (gelar untuk Pramodhawardani) pun tetap berpegang teguh pada keyakinan Buddha yang dianutnya.
Berdasarkan catatan isi dari Prasasti Sri Kahulunan (842 M), Candi Plaosan dibangun oleh Sri Kahulunan dengan dukungan dari suaminya, Rakai Pikatan. Yang lebih romantis, relief yang ada pada bangunan-bangunan candi di kompleks ini mengisahkan perjalanan cinta antara Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan. Bahkan, ada pula yang menyebut bahwa relief di sisi candi selatan (kidul) sesungguhnya menggambarkan kekaguman Pramodhawardani kepada Rakai Pikatan, sedangkan relief di sisi candi utara (lor) menggambarkan kekaguman Rakai Pikatan terhadap Pramodhawardani.
Bagian dalam dari masing-masing bangunan induk ini terdiri atas enam ruangan dengan pembagian tiga di atas dan tiga di bawah. Di ruang tengahnya, ada tiga buah arca Buddha yang duduk berderet di atas padadmasana dengan menghadap ke arah pintu. Sayangnya, seperti barang purbakala berharga di beberapa candi lain, arca Buddha yang berada di tengah kini telah raib.
Bila menggunakan kendaraan pribadi dari Yogyakarta, rute yang ditempuh bisa melalui Jalan Solo sampai tiba di Kecamatan Prambanan. Begitu tiba di persimpangan yang mengarah ke Kantor Pos di sisi kiri dan Stasiun Prambanan di sisi selatan, ambil saja arah ke kiri menuju Manisrenggo, Klaten. Setelah itu, ikuti saja jalan dan penunjuk arah.
Bila menggunakan kendaraan umum, coba saja menggunakan TransJogja dan turun di Terminal Prambanan. Alternatif lainnya, naik saja bus antarkota dengan rute Jogja-Solo, lalu turun di Candi Prambanan. Selanjutnya, perjalanan bisa dilanjutkan menggunakan ojek yang banyak tersedia.
Waktu berkunjung terbuka mulai dari Senin hingga Minggu pukul 09.00 sampai 17.00 WIB. Tak lupa, bila ingin merasakan kemeriahan lainnya, datanglah saat Festival Candi Kembar digelar. Sejak tahun 2016 lalu, pemerintah Kabupaten Klaten mengadakan Festival Candi Kembar. Berlokasi Candi Plaosan, berbagai tarian dari penjuru nusantara ditampilkan di sini.
Demikian informasi mengenai wisata Candi Plaosan. Tertarik berkunjung?
Bukti Cinta di Atas Perbedaan
Bila diperhatikan pula, persebaran candi di nusantara sebagian besar banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah diikuti Jawa Timur. Merujuk pada catatan sejarah, pembangunan candi-candi tersebut juga didominasi pada periode abad kedelapan hingga kesepuluh. Di era ini, Kerajaan Medang Mataram alias Mataram Kuno-lah yang sedang di atas angin.
Candi Plaosan adalah salah satu buktinya. Berbeda dengan mayoritas pembangunan candi yang ditujukan sebagai tempat suci, pemujaan, dan acara keagamaan, Candi Plaosan dibuat sebagai bukti cinta antara raja kepada sang istri. Bahkan, keberadaan warisan budaya ini juga dapat menjadi cermin betapa keharmonisan antarumat beragama di nusantara pun telah hadir sejak dahulu.
Rakai Pikatan merupakan putra dari Rakai Panangkaran, yakni raja Mataram yang juga membangun Candi Sewu, Candi Kalasan, Candi Sari, dan lain-lain. Kendati sejak dahulu Wangsa Sanjaya merupakan pemeluk agama Hindu, rupanya Rakai Pikatan tertarik pada Pramodhawardani dari Wangsa Syailendra yang memeluk agama Buddha. Rasa cinta yang tumbuh di antara keduanya pun membuat mereka bersedia untuk mengikatkan diri satu sama lain dalam sebuah ikatan pernikahan.
Yang menarik, tidak ada satu pihak pun yang memaksakan kehendaknya dalam urusan keyakinan. Setelah menikah pun, Rakai Pikatan tetap berpegang teguh pada keyakinan Hindu, sementara Sri Kahulunan (gelar untuk Pramodhawardani) pun tetap berpegang teguh pada keyakinan Buddha yang dianutnya.
Berdasarkan catatan isi dari Prasasti Sri Kahulunan (842 M), Candi Plaosan dibangun oleh Sri Kahulunan dengan dukungan dari suaminya, Rakai Pikatan. Yang lebih romantis, relief yang ada pada bangunan-bangunan candi di kompleks ini mengisahkan perjalanan cinta antara Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan. Bahkan, ada pula yang menyebut bahwa relief di sisi candi selatan (kidul) sesungguhnya menggambarkan kekaguman Pramodhawardani kepada Rakai Pikatan, sedangkan relief di sisi candi utara (lor) menggambarkan kekaguman Rakai Pikatan terhadap Pramodhawardani.
Kompleks Kembar
Wisata Candi Plaosan merupakan kompleks candi yang secara garis besar terdiri atas dua bangunan utama, yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.Candi Plaosan Lor
Kompleks Candi Plaosan Lor berada di lahan yang luas dengan dua buah bangunan candi utama. Bagian candi yang ada di sebelah utara disebut Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita. Sementara bagian candi yang ada di sebelah selatan disebut Candi Induk Selatan dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki. Masing-masing candi induk dilengkapi dengan enam buah archa Dhyani Boddhisatwa. Seakan tidak cukup, keduanya juga dikelilingi oleh 116 stupa dan 50 buah candi perwara.Bagian dalam dari masing-masing bangunan induk ini terdiri atas enam ruangan dengan pembagian tiga di atas dan tiga di bawah. Di ruang tengahnya, ada tiga buah arca Buddha yang duduk berderet di atas padadmasana dengan menghadap ke arah pintu. Sayangnya, seperti barang purbakala berharga di beberapa candi lain, arca Buddha yang berada di tengah kini telah raib.
Candi Plaosan Kidul
Lokasi Candi Plaosan Kidul berada cukup terpisah dari Candi Plaosan Lor. Berada di sisi selatan Plaosan Lor, keduanya dipisahkan oleh jalan raya. Di samping itu, kesenjangan antara dua kompleks ini terlihat dari kondisi bangunannya saat ini. Bila Plaosan Lor masih berdiri dengan megahnya, maka bangunan utama Candi Plaosan Kidul hanya tinggal reruntuhan. Adapun beberapa yang masih berdiri dan dalam kondisi baik adalah candi perwara saja.Lokasi dan Rute Menuju Wisata Candi Plaosan
Kompleks percandian yang dibangun pada awal abad kesembilan ini berada di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Banyak orang yang menganggap bahwa wisata Candi Plaosan berada di Yogyakarta lantaran jarak tempuhnya yang lebih cepat. Bila bertolak dari pusat kota Klaten, jarak yang harus dilalui sekitar 24 km, sedangkan dari Yogyakarta hanya sekitar 18 km.Bila menggunakan kendaraan pribadi dari Yogyakarta, rute yang ditempuh bisa melalui Jalan Solo sampai tiba di Kecamatan Prambanan. Begitu tiba di persimpangan yang mengarah ke Kantor Pos di sisi kiri dan Stasiun Prambanan di sisi selatan, ambil saja arah ke kiri menuju Manisrenggo, Klaten. Setelah itu, ikuti saja jalan dan penunjuk arah.
Bila menggunakan kendaraan umum, coba saja menggunakan TransJogja dan turun di Terminal Prambanan. Alternatif lainnya, naik saja bus antarkota dengan rute Jogja-Solo, lalu turun di Candi Prambanan. Selanjutnya, perjalanan bisa dilanjutkan menggunakan ojek yang banyak tersedia.
Harga Tiket dan Fasilitas Wisata Candi Plaosan
Masih belum ada tarif resmi berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk memasuki kompleks wisata Candi Plaosan. Namun, rata-rata pengunjung mengeluarkan uang sekitar Rp5.000,00 untuk setiap orang.Waktu berkunjung terbuka mulai dari Senin hingga Minggu pukul 09.00 sampai 17.00 WIB. Tak lupa, bila ingin merasakan kemeriahan lainnya, datanglah saat Festival Candi Kembar digelar. Sejak tahun 2016 lalu, pemerintah Kabupaten Klaten mengadakan Festival Candi Kembar. Berlokasi Candi Plaosan, berbagai tarian dari penjuru nusantara ditampilkan di sini.
Demikian informasi mengenai wisata Candi Plaosan. Tertarik berkunjung?