Candi Sari: Lokasi, Rute, Harga Tiket & Fasilitas
Sejarah mencatat bahwa pada periode abad kedelapan hingga kesepuluh, nusantara mengalami masa paling produktif dalam hal pembuatan candi. Rentang waktu ini pun menjadi momen keemasan bagi Kerajaan Medang Mataram alias Kerajaan Mataram Kuno, sebelum akhirnya bergeser ke Jawa Timur menjelang akhir masanya.
Karena itu, ada banyak candi yang bisa ditemui di kawasan Jawa Tengah. Baik candi besar maupun kecil, masing-masing memiliki arsitektur dengan nilai seni yang begitu tinggi. Salah satunya adalah Candi Sari yang berada di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara itu, wisata Candi Sari yang kita lihat saat ini dulunya merupakan biara bagi para biksu. Konon pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang Mataram di abad kedelapan, Candi Sari dibangun bersamaan dengan Candi Kalasan. Keterkaitan dua candi ini pun diterangkan dalam Prasasti Kalasan (778 M) yang kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Atas usul para penasihat keagamaan Wangsa Syailendra, Maharaja Tejapurnama Panangkarana yang diperkirakan sebagai Rakai Panangkaran akhirnya membangun dua buah candi untuk pemujaan dan biara. Candi Kalasan didirikan untuk memuja Dewa Tara, yakni dewi kebijaksanaan dalam kepercayaan Hindu. Sementara itu, Candi Sari didirikan sebagai tempat meditasi sekaligus vihara dan tempat belajar serta berguru para pendeta Buddha.
Saat kembali ditemukan pada awal abad ke-20, kondisi Candi Sari rusak berat. Untuk memperbaikinya, pemugaran dilakukan di bawah komando arkeolog asal Belanda, A.J. Bernet. Namun, terlalu banyaknya bagian candi yang hilang dan rusak terutama yang tidak terbuat dari batu membuat pemugaran pun tidak berhasil mengembalikan keutuhan bangunan asli.
Masih menurut Kempers, Candi Sari diperkirakan dulunya memiliki pagar batu yang mengelilingi bangunan tersebut. Selain itu, gerbang candi yang memiliki ukuran lebar sepertiga lebar dinding depan dengan tinggi yang mencapai separuh dinding candi pun sudah tidak ada.
Sebagai penegas bahwa Candi Sari merupakan bangunan bertingkat adalah keberadaan dinding yang menonjol di bagian tengah tubuh candi. Di samping itu, terdapat pula relung-relung bertiang di sepanjang dinding tingkat atas. Kini, relung-relung tersebut kosong, tetapi diperkirakan dulunya ada banyak arca Buddha di sana.
Walau begitu, kini masih ada beberapa arca yang tertinggal. Di ambang pintu dan jendela, masing-masing terdapat sepasang arca laki-laki dan perempuan yang dibuat dalam posisi berdiri sembari memegang bunga teratai. Bila dijumlah, ada 36 arca dengan ukuran sama seperti tubuh manusia umumnya yang dapat ditemui di Candi Sari. Adapun pembagian berdasarkan lokasinya adalah 12 arca di sisi dinding barat dan masing-masing 8 arca di sisi dinding utara, timur, dan selatan.
Rute menuju candi ini pun sebenarnya tidaklah terlalu susah, mengingat lokasinya yang masih termasuk di kawasan pinggiran Jalan Raya Yogyakarta-Solo. Hanya saja, bangunannya sendiri masih sedikit masuk ke area perkampungan sekitar 100 meter dari jalan raya. Bila berpatokan pada Candi Kalasan yang lebih populer, kurang lebih sejauh 300 meter di sisi timur jalan raya ada sebuah masjid dengan kubah unik berwarna-warni. Tepat di dekat Masjid An-Nurumi inilah ada jalan masuk menuju Candi Sari.
Mengingat keberadaan Candi Sari yang berada di daerah cukup ‘masuk’, pilihan terbaik untuk menuju ke sini adalah menggunakan kendaraan pribadi. Namun, bila Anda ingin menggunakan transportasi umum, pilih bus saja bus umum urusan Yogya-Solo dan berhenti di sisi jalan (perhatikan papan penunjuk jalan). Setelah itu, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek yang banyak tersedia di area sekitar.
Fasilitas yang ada di wisata Candi Sari pun cukup standar, seperti musala, toilet, dan area parkir. Bila ingin bersantai sembari makan atau mencari suvenir, ada banyak pedagang di area sekitar candi yang bisa disinggahi.
Nah, demikian informasi mengenai Candi Sari, biara para biksu di zaman Kerajaan Mataram Kuno. Tak lupa, wisatawan yang berkunjung ke sini pun biasanya tak melewatkan pula momen berkunjung ke Candi Kalasan. Bagaimana dengan Anda?
Karena itu, ada banyak candi yang bisa ditemui di kawasan Jawa Tengah. Baik candi besar maupun kecil, masing-masing memiliki arsitektur dengan nilai seni yang begitu tinggi. Salah satunya adalah Candi Sari yang berada di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dibangun Sebagai Biara para Biksu
Sebesar atau sekecil apa pun candi dibuat, hanya kerajaan dengan peradaban yang makmur dan sejahtera yang bisa membuatnya. Tujuan pembuatan candi pun berbeda-beda, baik sebagai tempat pemujaan terhadap dewa, pemuliaan Buddha, makam, tempat upacara, dan lain-lain.Sementara itu, wisata Candi Sari yang kita lihat saat ini dulunya merupakan biara bagi para biksu. Konon pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang Mataram di abad kedelapan, Candi Sari dibangun bersamaan dengan Candi Kalasan. Keterkaitan dua candi ini pun diterangkan dalam Prasasti Kalasan (778 M) yang kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Atas usul para penasihat keagamaan Wangsa Syailendra, Maharaja Tejapurnama Panangkarana yang diperkirakan sebagai Rakai Panangkaran akhirnya membangun dua buah candi untuk pemujaan dan biara. Candi Kalasan didirikan untuk memuja Dewa Tara, yakni dewi kebijaksanaan dalam kepercayaan Hindu. Sementara itu, Candi Sari didirikan sebagai tempat meditasi sekaligus vihara dan tempat belajar serta berguru para pendeta Buddha.
Bangunan yang Tidak Lagi Utuh
Wisata Candi Sari boleh jadi tak sebesar atau semegah Sewu, Prambanan, atau Borobudur. Namun, peninggalan historikal ini sama sekali tidak kehilangan pesona dan kecantikannya.Saat kembali ditemukan pada awal abad ke-20, kondisi Candi Sari rusak berat. Untuk memperbaikinya, pemugaran dilakukan di bawah komando arkeolog asal Belanda, A.J. Bernet. Namun, terlalu banyaknya bagian candi yang hilang dan rusak terutama yang tidak terbuat dari batu membuat pemugaran pun tidak berhasil mengembalikan keutuhan bangunan asli.
Masih menurut Kempers, Candi Sari diperkirakan dulunya memiliki pagar batu yang mengelilingi bangunan tersebut. Selain itu, gerbang candi yang memiliki ukuran lebar sepertiga lebar dinding depan dengan tinggi yang mencapai separuh dinding candi pun sudah tidak ada.
Dipenuhi Arca dan Pahatan
Candi Sari termasuk candi yang kecil dengan ukuran 17,3 x 10 meter. Dari permukaan tanah sampai puncak stupa, tinggi keseluruhan candi sekitar 18 meter. Bangunan wisata Candi Sari sendiri aslinya bertingkat hingga tiga lantai. Lantai atas digunakan sebagai tempat penyimpanan barang untuk keperluan keagamaan, sementara lantai bawah difungsikan sebagai tempat berlangsungnya diskusi, belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Adapun ukuran tiga ruang yang berjajar masing-masing berukuran 3,48 x 5,8 meter.Sebagai penegas bahwa Candi Sari merupakan bangunan bertingkat adalah keberadaan dinding yang menonjol di bagian tengah tubuh candi. Di samping itu, terdapat pula relung-relung bertiang di sepanjang dinding tingkat atas. Kini, relung-relung tersebut kosong, tetapi diperkirakan dulunya ada banyak arca Buddha di sana.
Walau begitu, kini masih ada beberapa arca yang tertinggal. Di ambang pintu dan jendela, masing-masing terdapat sepasang arca laki-laki dan perempuan yang dibuat dalam posisi berdiri sembari memegang bunga teratai. Bila dijumlah, ada 36 arca dengan ukuran sama seperti tubuh manusia umumnya yang dapat ditemui di Candi Sari. Adapun pembagian berdasarkan lokasinya adalah 12 arca di sisi dinding barat dan masing-masing 8 arca di sisi dinding utara, timur, dan selatan.
Lokasi dan Rute Menuju Candi Sari
Lokasi wisata Candi Sari tidak terlalu jauh dari Candi Kalasan, Candi Sambisari, dan Candi Prambanan. Tepatnya, candi yang juga disebut dengan Candi Bendan ini berada di Desa Bendan, Kelurahan Tirtamani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dari pusat kota, jaraknya sekitar 10 km menuju sisi timur laut.Rute menuju candi ini pun sebenarnya tidaklah terlalu susah, mengingat lokasinya yang masih termasuk di kawasan pinggiran Jalan Raya Yogyakarta-Solo. Hanya saja, bangunannya sendiri masih sedikit masuk ke area perkampungan sekitar 100 meter dari jalan raya. Bila berpatokan pada Candi Kalasan yang lebih populer, kurang lebih sejauh 300 meter di sisi timur jalan raya ada sebuah masjid dengan kubah unik berwarna-warni. Tepat di dekat Masjid An-Nurumi inilah ada jalan masuk menuju Candi Sari.
Mengingat keberadaan Candi Sari yang berada di daerah cukup ‘masuk’, pilihan terbaik untuk menuju ke sini adalah menggunakan kendaraan pribadi. Namun, bila Anda ingin menggunakan transportasi umum, pilih bus saja bus umum urusan Yogya-Solo dan berhenti di sisi jalan (perhatikan papan penunjuk jalan). Setelah itu, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek yang banyak tersedia di area sekitar.
Harga Tiket dan Fasilitas Wisata Candi Sari
Tarif retribusi yang dikenakan ke setiap pengunjung di Candi Sari sangat terjangkau, yakni Rp5.000,00. Waktu berkunjung dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.Fasilitas yang ada di wisata Candi Sari pun cukup standar, seperti musala, toilet, dan area parkir. Bila ingin bersantai sembari makan atau mencari suvenir, ada banyak pedagang di area sekitar candi yang bisa disinggahi.
Nah, demikian informasi mengenai Candi Sari, biara para biksu di zaman Kerajaan Mataram Kuno. Tak lupa, wisatawan yang berkunjung ke sini pun biasanya tak melewatkan pula momen berkunjung ke Candi Kalasan. Bagaimana dengan Anda?