Sejarah Graffiti: Seni Ekspresi yang Sudah Ada sejak Zaman Purba
Graffiti merupakan lukisan di media yang besar sehingga mudah terlihat. Kebiasaan ini nyatanya sudah ada sejak zaman purbakala. Dengan media dinding, orang pada zaman dahulu melukis tentang perburuan dan kebiasaan mereka sehari-hari. Bahkan, bukti adanya graffiti bisa ditemukan di berbagai penjuru dunia.
Salah satunya adalah di dalam dinding piramida di Mesir. Tulisan yang dikenal juga sebagai aksara hiroglif bercerita tentang banyak hal yang belum semuanya bisa dipecahkan. Graffiti sebagai sarana ekspresi visual juga terdapat di peradaban Romawi yang bisa ditemukan di kawasan Pompeii.
Kisah perburuan, protes sosial, puisi graffiti adalah gabungan antara seni literasi dan visual. Dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa membuat suatu karya seni di media yang tidak biasa dan berukuran cukup besar.
Selain itu, graffiti sering kali menjadi sarana untuk menyampaikan kekecewaan atau protes terhadap pemerintah. Kondisi yang sulit serta jarak yang jauh antara masyarakat dan pemerintah menjadikan graffiti sarana komunikasi yang diharapkan bisa menyampaikan pesan.
Sepanjang tahun 1960 hingga 1970an, graffiti tersebar luas secara sporadis. Pada masa itu, coretan graffiti bisa dengan mudah ditemui di subway, gerbong kereta, bawah jembatan, atau tembok-tembok pemukiman.
Seiring diterimanya graffiti sebagai bentuk seni, terdapat pula reaksi kontra dari pemerintah. Walikota New York pada tahun 1980an, John Lindsey, mulai menyatakan perang terhadap aksi graffiti. Coretan yang tadinya dianggap seni sekarang menjadi bentuk vandalisme.
Sebenarnya, tidak jarang graffiti yang dihasilkan memiliki kualitas seni yang tinggi. Untuk graffiti yang bersifat mural, biasanya dikerjakan oleh sekelompok crew yang sering juga disebut sebagai bomber. Setiap gang memiliki ciri khas seni tersendiri yang mudah diidentifikasi. Namun begitu, banyak juga bomber yang bersifat anonim atau tanpa sosok. Orang-orang familiar dengan coretannya di tembok, tanpa pernah mengetahui sosok aslinya.
Ketika hip hop lahir di jalan-jalan di Bronx, para seniman graffiti akan berkarya dengan latar suara musik dari DJ dan rap. Tulisan graffiti atau tag sering kali merupakan nama gang hip hop mereka. Sama seperti musik hip hop yang menjadi sarana berekspresi, graffiti pun menjunjung kebebasan berseni.
Karyanya merupakan kritik terdapat ketimpangan sosial yang bernuansa satir. Gaya seninya berupa stensil yang terkadang dilengkapi dengan tulisan kritis. Banyak karya Banksy yang terjual dengan harga miliaran rupiah. Bahkan, sebuah karyanya di Bristol dijual beserta rumah tempat dinding itu berada.
Ukurannya yang besar juga membuat karya Banos mudah dikenali dari karya seniman lainnya. Pada tahun 2010, soerang ekspatriat di Singapura bernama Oliver Fricker ditangkap karena merusak properti umum dengan menulis “McKoy Banos” menggunakan cat semprot. Di persidangan, Oliver Fricker mengaku bahwa ia hanya meniru dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan Banos yang asli.
Saat ini, Claw Money berkolaborasi dengan merek ternama di dunia seperti Calvin Klein, NASCAR, Ugg Australia, Vans, Convers, My little Pony, dan Mountain Dew. Desainnya kini tidak lagi berada di tembok umum, melainkan di sepatu dan barang fashion lainnya.
Karyanya banyak bercerita tentang keluarga, cerita tradisional Brazil, dan ilustrasi yang lebih dekat dengan khayalan. Sejak tahun 2007, Os Gemeos rutin mengadakan pameran seni dan berkolaborasi dengan seniman lainnya. Karya muralnya yang masif sudah tersebar di banyak gedung di berbagai belahan dunia.
Meskipun saat ini sudah dibersihkan, karya fenomenal tersebut melekat selama 12 tahun dan dikenal oleh setiap orang di Los Angeles. Saber juga membuat diorama sungai serta graffitinya sebagai pengingat akan karya seninya.
Seni graffiti membuktikan bahwa manusia akan terus mencari media untuk berekspresi bahkan sebelum ditemukannya kertas dan media gambar lain. Hingga saat ini, bakat baru dalam seni graffiti terus bermunculan. Bukan sekadar keindahan visual, graffiti adalah refleksi dari kehidupan urban manusia modern.
Salah satunya adalah di dalam dinding piramida di Mesir. Tulisan yang dikenal juga sebagai aksara hiroglif bercerita tentang banyak hal yang belum semuanya bisa dipecahkan. Graffiti sebagai sarana ekspresi visual juga terdapat di peradaban Romawi yang bisa ditemukan di kawasan Pompeii.
Kisah perburuan, protes sosial, puisi graffiti adalah gabungan antara seni literasi dan visual. Dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa membuat suatu karya seni di media yang tidak biasa dan berukuran cukup besar.
Graffiti di Dunia Modern
Dilansir dari britishcouncil.org, sejarah graffiti modern pertama muncul di Philadelphia pada tahun 1960an. Kemudian, graffiti mulai berkembang sebagai bentuk seni yang dikenal sebagai “tag” yang berbentuk tulisan nama gang tertentu. Kegiatannya, “tagging”, dilakukan oleh para anggota gang yang dikenal sebagai “crew” untuk menandakan kawasan kekuasaan mereka.Selain itu, graffiti sering kali menjadi sarana untuk menyampaikan kekecewaan atau protes terhadap pemerintah. Kondisi yang sulit serta jarak yang jauh antara masyarakat dan pemerintah menjadikan graffiti sarana komunikasi yang diharapkan bisa menyampaikan pesan.
Sepanjang tahun 1960 hingga 1970an, graffiti tersebar luas secara sporadis. Pada masa itu, coretan graffiti bisa dengan mudah ditemui di subway, gerbong kereta, bawah jembatan, atau tembok-tembok pemukiman.
Seiring diterimanya graffiti sebagai bentuk seni, terdapat pula reaksi kontra dari pemerintah. Walikota New York pada tahun 1980an, John Lindsey, mulai menyatakan perang terhadap aksi graffiti. Coretan yang tadinya dianggap seni sekarang menjadi bentuk vandalisme.
Garis Tipis antara Seni dan Vandalisme
Para seniman jalanan yang memproduksi graffiti sering kali dianggap sebagai pelaku vandalisme. Pasalnya, kanvas graffiti tersebar di fasilitas-fasilitas umum. Selain cat tembok, para seniman graffiti juga menggunakan cat semprot yang relatif sulit dibersihkan, terutama jika sudah menempel terlalu lama. Akibatnya, sebagian sudut kota dengan graffiti terkesan kumuh dan kotor. Sejak tahun 1980an, masing-masing kota di setiap negara, terutama Amerika Serikat, memiliki peraturan tersendiri mengenai batasan seni graffiti di kotanya.Sebenarnya, tidak jarang graffiti yang dihasilkan memiliki kualitas seni yang tinggi. Untuk graffiti yang bersifat mural, biasanya dikerjakan oleh sekelompok crew yang sering juga disebut sebagai bomber. Setiap gang memiliki ciri khas seni tersendiri yang mudah diidentifikasi. Namun begitu, banyak juga bomber yang bersifat anonim atau tanpa sosok. Orang-orang familiar dengan coretannya di tembok, tanpa pernah mengetahui sosok aslinya.
Graffiti dan Hip Hop
Uniknya, hip hop merangkul seni ekspresi ini menjadi salah satu pilar utamanya. Banyak musisi hip hop beranggapan, musiknya tidak akan lengkap tanpa adanya graffiti. Jean-Michel Basquiat adalah salah satu seniman yang tumbuh bersama hip hop pada tahun 1970an. Ia menghasilkan karya yang bertemakan kritik terhadap ketimpangan sosial serta pengalaman spiritual.Ketika hip hop lahir di jalan-jalan di Bronx, para seniman graffiti akan berkarya dengan latar suara musik dari DJ dan rap. Tulisan graffiti atau tag sering kali merupakan nama gang hip hop mereka. Sama seperti musik hip hop yang menjadi sarana berekspresi, graffiti pun menjunjung kebebasan berseni.
Seniman Graffiti Fenomenal di Dunia
Karena sering dianggap sebagai pelaku vandalisme dan merusak properti umum, banyak seniman graffiti menyembunyikan identitasnya dari publik. Sebagian bahkan belum pernah terungkap sama sekali. Namun, karyanya tetap fenomenal dan memiliki ciri khas sendiri.1. Banksy
Banksy merupakan seniman graffiti yang aktif dari awal tahun 1990an. Hingga saat ini, belum ada yang tahu siapa di balik persona Banksy. Banksy aktif di kawasan Bristol, lalu London, dan belakangan karyanya dapat ditemukan di berbagai belahan dunia termasuk di perbatasan antara Israel dan Palestina.Seorang bocah Palestina berjalan melewati sebuah lukisan karya seniman graffiti Inggris Banksy di dekat pos pemeriksaan Kalandia di Tepi Barat. Seorang bocah Palestina berjalan melewati sebuah lukisan karya seniman graffiti Inggris Banksy, di sepanjang bagian tembok penghalang Israel yang kontroversial di dekat pos pemeriksaan Kalandia di Tepi Barat 10 Agustus 2005. |
2. Banos
Hasil karya Banos dikatakan melebihi seniman graffiti mana pun. Pada tahun 2007, ia merilis dokumenter perjalanan hidupnya. Nama Banos bisa terlihat di subway dan gerbong kereta di seluruh stasiun London, Amsterdam, dan banyak negara lainnya.Ukurannya yang besar juga membuat karya Banos mudah dikenali dari karya seniman lainnya. Pada tahun 2010, soerang ekspatriat di Singapura bernama Oliver Fricker ditangkap karena merusak properti umum dengan menulis “McKoy Banos” menggunakan cat semprot. Di persidangan, Oliver Fricker mengaku bahwa ia hanya meniru dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan Banos yang asli.
3. Claw Money
Tidak banyak wanita yang ada di dunia graffiti, tetapi Claw Money adalah salah satunya. Karyanya yang kaya akan warna bergambarkan cakar hewan yang lucu menjadi ciri khas. Berasal dari New York, Claw Money pernah dinobatkan sebagai seniman graffiti paling berpengaruh oleh Tag au Grand Palais di Paris.Saat ini, Claw Money berkolaborasi dengan merek ternama di dunia seperti Calvin Klein, NASCAR, Ugg Australia, Vans, Convers, My little Pony, dan Mountain Dew. Desainnya kini tidak lagi berada di tembok umum, melainkan di sepatu dan barang fashion lainnya.
4. Os Gemeos
Os Gemeos dalam bahasa Portugis berarti “Si Kembar”. Mereka adalah Otavio Pandolfo dan Gustavio Pandolfo yang memulai seni graffitinya di tahun 1987. Berasal dari Sao Paolo, Os Gemeos sering menggunakan tokoh berkulit kuning untuk menggambarkan rasnya.Mural di NY, proyek Independen yang didedikasikan untuk budaya hip hop, old dan new school, photo by Martha Cooper. |
5. Saber
Saber mungkin satu-satunya seniman dalam sejarah graffiti yang pernah menghasilkan karya yang bisa dilihat dari satelit. Karya tersebut berada di tepi sungai Los Angeles dan memiliki ukuran 76 x 16 meter. Untuk membuatnya, Saber membutuhkan sekitar 97 galon cat dan diselesaikan dalam waktu 35 malam selama setahun.Meskipun saat ini sudah dibersihkan, karya fenomenal tersebut melekat selama 12 tahun dan dikenal oleh setiap orang di Los Angeles. Saber juga membuat diorama sungai serta graffitinya sebagai pengingat akan karya seninya.
Seni graffiti membuktikan bahwa manusia akan terus mencari media untuk berekspresi bahkan sebelum ditemukannya kertas dan media gambar lain. Hingga saat ini, bakat baru dalam seni graffiti terus bermunculan. Bukan sekadar keindahan visual, graffiti adalah refleksi dari kehidupan urban manusia modern.